Saturday, November 19, 2016

Contoh Teks Pembawa Acara Maulid Nabi

وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ اْلدُنْيَا وَالدِّيْنِ  *اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهْ*  وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ * اَمَّابَعْدُ
Assalamualaikum wr.wb.
Yang terhormat Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru yang kami hormati, serta teman–teman yang kami cintai. Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita masih diberi kesempatan untuk melaksanakan peringatan Maulid Nabi SAW ini dengan tiada halangan suatu apa pun.
Tak lupa sholawat salam kita sanjungkan kepada jujungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita jadikan suri tauladan agar mendapatakan kebahagiaan didunia maupun diakhirat kelak. Aamiin.
Bapak/ Ibu serta teman- teman semua, sebelumnya kami akan membacakan susunan acara Peringatan Maulid Nabi pada hari ini:
1.      Pembukaan
2.      Pembacaan ayat suci Al Qur’an dan sari tilawah.
3.      Prakata panitia
4.      Pembacaan Al Barjanji
5.      Sambutan Kepala Sekolah
6.      Hiburan
7.      Mauidloh khasanah
8.      Do’a penutup
Acara yang pertama adalah pembukaan. Peringatan Maulid Nabi Muhammad akan dibuka oleh ............. Kepada beliau, kami persilakan.
Acara selanjutnya yaitu pembacaan ayat suci Al Qur’an dan sari tilawah, kepada saudara ............................dan ...................... dipersilakan.
Berikutnya yaitu prakata panitia, kepada Ibu Tiara kami persilakan
Dilanjutkan dengan pembacaan Al Berjanji, kepada rekan-rekan kami persilakan.
Acara selanjutnya yaitu sambutan dari kepala Sekolah, kepada ................dipersilakan.
Acara berikutnya yaitu Maulidloh Khasanah dilanjutkan dengan do’a penutup, kepada .............dipersilakan.
            Demikian, acara demi acara telah kita lewati dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Wabillahi taufiq wal hidayah

Waassalamualaikum Wr. Wb.

Bacaan Sholat Dhuha

Niat Sholat Dhuha



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اُصَلِّىْ سُنَّةَالضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالى

Artinya:

Saya niat mengerjakan sholat dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala




Do’a Sholat Dhuha


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَبَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَقُوَّتُكَ وَالْقُدْ رَةَقُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَعِصْمَتُكَ.
اَللّهُمَّ اِنْكَانَ رِزْقِيْ فِيْ االسَّمَآءِفَاَ نْزِأْهُ وَاِنْكَانَ فِى الْاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًافَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًافَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًافَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَآءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْمَاآتَيْتَ عِبَادَكَ آلصَّالِحِيْنَ

Artinya:

Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu.

Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit turunkanlah, dan jika ada di dalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu limpahkanlahkepada kami segala yang telah engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.

Lirik Lir-Ilir (Sholawat)

LIR-ILIR

Yoo surakoo... surak hiyoo...
Lir-ilir.. lir-ilir.. tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot iro
Kanggo mbasuh dodot iro
Dodot iro dodot iro
Kumitir kumitir bedahing pinggir
Dondomono jrumatono
Kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yoo surakoo... surak hiyoo...
Sholatullah salamullah
‘ala thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah
‘ala yaasin habibillah
‘ala yaasin habibillah
Tawasalna bibismillah
Wabilhadi Rasulillah
Waqullimuuja hidillillah
Biahlilbadri yaa Allah
Biahlilbadri Yaa Allah
Sholatullah salamullah
‘ala thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah
‘ala yaasin habibillah
‘ala yaasin habibillah
Ilaahisa limin ummah
Minal aafati waniqmah
Wamin hammin waminhummah
Biahlilbadria Yaa Allah

Biahlilbadria Yaa Allah
Sholatullah salamullah
‘ala thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah
‘ala yaasin habibillah
‘ala yaasin habibillah
Lir-ilir.. lir-ilir.. tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot iro
Kanggo mbasuh dodot iro


Lirik Thola’al Badru



Allahumma shalli wa sallim wa baarik'slayyh
Shallallaah 'alaa Muhammad
Shalallah 'alayh wa salam 2x

Thala'al badru 'alaynaa
Min Tsaniyyatil wadaaa
Wa jabas syukru 'alaynaa
Maa da'aa lillaahi daaa

Asyaraqal badru 'alaynaa
Fakhtafat minhul buduuru
Mitslahusnika maa ra-aynaa
Qatthu yaa wajhas suruuri

Anta syamsu anta badrun
Anta nuurun fawqa nuuri
Anta iksiiruw waqhaalii
Anta mishbahus shuduurli

Yaa habiibii ya Muhammad
Yaa 'aruusal - Khaafiqani
Yaa mu-ayyad yaa mumajjad
Ya Imaamal-Qiblatayini

Allaaahu Khaliquna Allaahu Raaziquna

Shallahllah 'alaa Muhammad
Shallallaaah 'alayh wa sallam 2x

KISAH NABI IBRAHIM


Pada zaman itu, bangsa Babilonia mengalami perkembangan yang pesat. Bangsa Babilonia adalah bangsa yang tidak mempercayai Allah, mereka justru menyembah bintang-bintang. Seiring berjalanya waktu, bintang-bintang yang mereka anggap sebagai Tuhan ternyata memiliki pesaing, yaitu Raja Raja Namrud.
“Siapakah Tuhan kalian?”
“Engkau wahai Raja Namrud yang agung, engkau wahai Raja Namrud yang agung”.
Raja Namrud memberikan hadiah bagi siapapun yang selalu mengagungkanya. Raja Namrud benar-benar dipercaya oleh semua kaum Babilonia bahwa dia adalah Tuhan yang hebat.
Pada awal pemerintahanya, Raja Namrud memerintah dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan. Namun, lambat laun, kesombongan merasuki pikiranya. Dia sangat ingin menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Dan diapun akhirnya menjadikan dirinya sebagai Tuhan.
Dia menghendaki, posisinya barunya sebagai Tuhan ini di sebarluaskan dan diketahui di seluruh wilayah Babilonia. Semua kaum harus menerimanya sebaai Tuhanya dan harus menyembahnya. Tak peduli apa yang diperintahkanya, semua harus dipatuhi.
Kemudian, pada sebuah pertamuan agung para peramal bintang-bintang menyampaikan,
“Wahai Tuhanku raja Raja Namrud, sebagimana kami lihat dari posisi bintang-bintang di negeri ini. Tahun ini, akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan mengajak kaum pada agama baru, bayi ini juga akan meruntuhkan kerajaanmu. Dengarkanlah perkataan kami.”
“Kami memberikan peringatan ini agar engkau dapat mengambil tindakan yang benar.”
Raja Namrud pun gusar dengan kabar tersebut.
“Apa yang kalian katakan? Apa kalian tidak sadar dengan apa yang kalian bicarakan? Aku adalah Tuhan! Dan aku adalah raja atas segala yang ada di langit dan dibumi ini! Akulah yang memberi hidup dan mati bagi kalian!”
Setelah kejadian tersebut, Raja Namrud memrintahkan kepada prajuritnya agar seluruh bayi laki-laki yang dilahirkan harus dibunuh.
Disudut kota Babilonia, tinggalah seorang pembuat patung yang bernama Azar. Dia sangat menghormati para dewa dan juga Raja Namrud. Akan tetapi, dia sangat bingung dengan perintah Raja Namrud karena istrinya sedang hamil. Dia sangat kawatir apabila prajurit Raja Namrud akan menyerbu dirinya. Pada akhirnya, Azar memutuskan untuk membawa istrinya keluar dari wilayah Babilonia dan tinggal di sebuah goa sampai anak tersebut lahir dan perintah kejam itu dicabut.
Para prajurid Raja Namrud mendatangi setiap rumah yang diketahui ada ibu yang baru melahirkan. Semua digeledah. Demikianlah kebrutalan telah menyebar ke seluruh Babilonia selama bertahun-tahun hingga dikira sudah tidak ada bayi laki-laki yang tersisa di negeri itu. Dengan bangga para prajurit memberikan kabar kepada Raja Namrud bahwa semua bayi laki-laki telah dibunuh. Raja Namrud sangat gembira pula atas kabar yang didengarnya. Dia bertindak bagaikan monster yang baru meminum darah. Dia tidak tahu bahwa Allah memiliki rencana lain.
Ditempat lain, di sebuah goa yang gelap, lahirlah seoreng bayi laki-laki yaitu Nabi Ibrahim. Sang ayah yang takut akan kekejaman Raja Namrud telah meninggalkan ibunya di gua itu sendirian.
Tahun demi tahun berlalu dengan cepat. Nabi Ibrahim pun tumbuh menjadi anak yang pandai dan cerdas. Suatu ketika dia bertanya kepada ibunya,
          “Ibu, tolong ceritakan siapa Tuhanku?”
          “Apa??”
Sang ibu terkejut dengan pertanyaan tersebut, dia tidak tahu bagaimana harus menjawab.
          “Akulah Tuhanmu, nak”
Nabi Ibrahim pun semakin penasaran dengan jawaban tersebut.
          “Jika ibu adalah Tuhanku, maka Tuhan ibu siapa?”
          “Sudah pasti ayahmu”. Jawab sang ibu.
          “Lalu siapa Tuhanya ayah?”
“Pertanyaan macam apa itu anakku?”. Sang ibu mulai bingung harus menjawab apa lagi. “Namrudlah Tuhan ayahmu”
“Lalu Tuhanya Raja Namrud siapa, ibu?”
          Sang ibu sungguh kebingungan, dia tidak mampu lagi menjawabnya.
          Waktu berlalu, untuk pertama kalinya Nabi Ibrahim keluar dari goa. Dia merasa takjub ketika melihat matahari, seakan dia telah menemukan Tuhan yang selama ini dia cari. Nabi Ibrahim memperhatikan matahari sepanjang hari. Ketika matahari tenggelam, hilanglah ketakjuban dan kepercayaan Nabi Ibrahim bahwa matahari adalah Tuhanya.
          Nabi Ibrahim terpukau kembali ketika menyaksikan bulan yang berkilau di malam hari dan mengira itulah Tuhanya. Namun ketika dia bangun di pagi hari, dia menjadi kecewa karena bulan telah menghilang.
                   “Bearti bukan itu Tuhanku. Tuhan tidak mungkin pergi dan menghilang.”
Nabi Ibrahim selalu termenung mencari siapakah Tuhanya. Hingga akhirnya dia mengetahui bahwa Allah lah Tuhan semesta Alam ini.
Beberapa tahun kemudian, Nabi Ibrahim kembali ke Babilonia. Pada saat itu Raja Namrud berada pada puncak kejahiliahan. Mereka menyembah patung-patung yang tidak bisa melakukan apapun. Yang lebih mengecewakan lagi yaitu ketika Nabi Ibrahim mengetahui bahwa ayahnya adalah salah seorang dari pembuat patung-patung tersebut.
Nabi Ibrahim kemudian mulai melakukan dakwahnya menyampaikan agama Allah. Dia selalu berdoa kepada Allah agar selalu diberi kekuatan dalam menghadapi orang-orang Babilonia yang selalu menentangnya.
“Mengapa patung-patung itu disembah? Padahal patung tersebut tak dapat mendengar dan melihat, apalagi menghidupkan dan mematikan. Apakah itu yang dinamakan TUHAN?? Sadarlah wahai kaum Babilonia”
          Semua kaum Babilonia tidak bisa menerima semua ajaran yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim, bahkan mereka menganggap Nabi Ibrahim adalah orang gila. Nabi Ibrahim sangat sabar dengan perlakuan mereka. Karena dia memiliki semua kebaikan dan kebajikan sebagai seorang Rasul.
          Puncak keberanian Nabi Ibrahim yaitu ketika kaum Babilonia beserta Raja Namrud keluar untuk melaksanakan acara keagamaanya. Ketika Nabi Ibrahim berjalan menyusuri jalan di Babilonia setelah menolak ajakan untuk menghadiri acara tersebut, sampailah Nabi Ibrahim di sebuah rumah, yaitu rumah berhala yang terbesar dikota itu. Dengan membawa sebuah kapak, Nabi Ibrahim mulai menghancurkan berhala-berhala tersebut.
Laailaahaillallaah !!”
“TIDAK ADA YANG PATUT DISEMBAH SELAIN ALLAH!!”
“Buktikanlah bahwa kalian adalah Tuhan-Tuhan yang memiliki kekuatan!!”
“TAHANLAH AKU!!”
“MANA KEKUATAN KALIAN??”
“Mereka adalah orang-orang bodoh yang telah menyembah kalian Tuhan palsu yang tak bisa berbuat apa-apa”
          Tetapi Nabi Ibrahim tidak menghancurkan patung berhala yang terbesar. Beliau mengalungkan kapaknya di leher berhala tersebut sebagai contoh dan pembelajaran bagi kaum Babilonia.
Pada saat itu terjadi kegemparan di Babilonia, karena hancurnya semua berhala-berhala. Kaum Babilonia tidak menyadari bahwa patung-patung yang mereka sembah tidak dapat melindungi diri mereka sendiri.
Kaum Babilonia dan Raja Namrud sangat marah kepada Nabi Ibrahim. Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud,
“Wahai Ibrahim, engkaukah yang menghancurkan patung-patung ini?”
Nabi Ibrahim menjawab dengan tenang,
“Bukan, patung besar itulah yang telah menghancurkanya. Lihatlah kapak dilehernya”
          Medengar jawaban tersebut Raja Namrud semakin marah.
                   “Mana bisa patung semacam itu bisa berbuat?”
                   “Kalau tidak bisa berbuat apapun, kenapa engkau sembah?”
          Dengan tidak banyak berkata lagi, Raja Namrud memerintah kaumnya untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Namun, berkat kekuasaan Allah, Nabi Ibrahim tidak merasakan panas dan selamat dari api tersebut.

Allahu Akbar!!

Ingatlah kawan, tidak ada yang patut di sembah kecuali Allah.

Silakan share, jangan lupa cantumkan link blognya ☺