BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kelahiran
organisasi-organisasi Islam di Indonesia lebih banyak dikarenakan adanya
dorongan oleh mulai tumbuhnya sikap patriotisme dan rasa nasionalisme serta
sebagai respon terhadap kemunduran yang terjadi di kalangan masyarakat
Indonesia padfa akhir abad ke-19 akibat eksploitasi politik pemerintah kolonial
Belanda. Langkah pertama diwujudkan dalam bentuk kesadaran berorganisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kelahiran Muhammadiyah dan tokoh
pendirinya?
2. Apa tujuan dan usaha yang dilakukan Muhammadiyah?
3. Apa usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam
bidang Pendidikan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa mengetahui kelahiran Muhammadiyah
dan tokoh pendirinya
2. Mahasiswa mengetahui tujuan dan usaha yang
dilakukan Muhammadiyah
3. Mahasiswa mengetahui usaha yang dilakukan Muhammadiyah
dalam bidang Pendidikan
4. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KELAHIRAN MUHAMMADIYAH DAN TOKOH PENDIRINYA.
Muhammadiyah
adalah suatu organisasi yang berdasarkan agama islam, sosial, dan kebangsaan.
Sebuah organisasi sosial yang terpenting di Indonesia sebelum Perang Dunia II
dan mungkin juga sampai sekarang ini. Organisasi atau perkumpulan ini didirikan
di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H oleh K. H. Ahmad Dahlan.
1. Riwayat Hidup K. H. Ahmad Dahlan.
Ahmad Dahlan sewaktu mudanya bernama Muhammad Darwis, lahir pada
tahun 1285 H atau 1868 M di kampung Kauman Yogyakarta. Ayahnya bernama K. H.
Abu Bakar bin K. H. Sulaiman. Ahmad
Dahlan meninggal pada tanggal 23 Februari 1923 atau 7 Rajab 1340 H di Kauman
Yogyakarta.
Semasa kecilnya
Ahmad Dahlan tidak bersekolah karena sikap orang islam pada waktu itu yang
melarang anak-anaknya memasuki sekolah Gubernemen. Sebagai gantinya Ahmad
Dahlan diasuh sert dididik mengaji oleh ayahnya sendiri. Dan kemudian ia
meneruskan pelajaran mengaji tafsir dan hadist serta bahasa Arab dan Fiqh
kepada beberapa ulama lain di Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan bantuan Nyai
Haji Saleh maka pada tahun 1980 ia pergi ke Mekkah dan belajar di sana selama
satu tahun.
B. TUJUAN DAN USAHA MUHAMMADIYAH.
Muhammadiyah
berusaha mengembalikan ajaran Islam kepada sumber aslinya yaitu Al Quran dan
Assunah, seperti yang diamanatkan oleh Rasulullah SAW. Itulah sebabnya tujuan
perkumpulan ini meluaskan dan mempertinggi pendidikan agama Islam secara
modern, serta memperteguh keyakinan tentang agama islam, sehingga terwujudlah
masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Tujuan dari organisasi ini dari waktu
ke waktu mengalami perubahan, tetapi esensi maknanya tetap sama.
Untuk
mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, maka diadakan usaha-usaha,
1. Mengadakan dakwah
2. Memajukan Pendidikan dan Pengajaran
3. Menghidupsuburkan masyarakat tolong menolong
4. Mendirikan dan memelihara tempat ibadah dan
wakaf
5. Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda
agar kelak menjadi orang islam yang berarti
6. Berusaha kearah perbaikan penghidupan dan
kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam
7. Berusaha dengan segala kebijaksanaan agar
peraturan islam berlaku dalam masyarakat.
Sementara itu
usaha-usaha lain yang dilakukan adalah memperluas pengajian-pengajian,
menyebarkan bacaan-bacaan agama, mendirikan masjid-masjid, madrasah, sekolah,
dan pesantren.
Muhammadiyah
tidak hanya bergerak di bidang pengajaran, tetapi juga dalam bidang-bidang
lain, terutama menyangkut sosial umat islam. Sehubungan dengan itulah Muhammadiyah
memiliki ciri khas sebagai berikut,
1. Muhammadiyah sebagai gerakan islam
2. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
3. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdidi
Demikian tujuan
dan usaha Muhammadiyah, yang tidak memilih politik sebagai jalur kegiatanya.
C. USAHA DI BIDANG PENDIDIKAN
1. Dasar dan Fungsi Lembaga Pendidikan
Dasar dari
pendidikan Muhammadiyahhh yaitu,
a) Tajdid
b) Kemasyarakatan
c) Aktivitas
d) Kreativitas
e) Optimisme
Sedangkan fungsi dari lembaga pendidikan adalah sebagai
berikut,
a) Alat dakwah ke dalam dan keluar
anggota-anggota Muhammadiyah
b) Tempat pengkaderan, yang dilaksanakan secara
selektif dan sistematis, sesuai dengan kebutuhan Muhammadiyah maupun masyarakat.
c) Gerak amal anggota.
2. Penyelenggaran Pendidikan
Salah satu cara
untuk mencapai tujuan dari Muhammadiyah yaitu dengan cara mendirikan sekolah di
seluruh tanah air. sedangkan tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah agar
terwujudnya manusia muslim, berakhlak, cakap, percaya diri, serta berguna bagi
masyarakat dan negara.
Muhammadiyah
mendirikan berbagai jenis dan jenjang sekolah, serta tidak memisah-misahkan
antara pelajaran agama dengan pelajaran umum. Sehingga diharapkan bangsa
Indonesia dapat dididik menjadi bangsa yang mempunyai kepribadian utuh, yaitu
pribadi yang berilmu pengetahuan umum luas
dan agama yang mendalam.
Rencana
Pelajaran di sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak bertentangan dengan pengajaran
pemerintah Hindia-Belanda. Maka cukup banyak sekolah Muhammadiyah yang
mendapatkan subsidi dari pemerintah kolonial. Padahal Belanda sangat ketat
dalam pengawasan dan pemberian ijin pada sekolah-sekolah yang dilaksanakan
penduduk pribumi, terutama bagi sekolah-sekolah yang bercorak agama islam.
disinilah keberhasilan Muhammadiyah dalam menjalankan strategi pendidikanya.
Pada zaman
kolonial Belanda, sekolah-sekolah yang dilaksanakan Muhammadiyah adalah,
a) Sekolah Umum
Meliputi, TK (Bustanul
Atfal), Verfolg School 2 tahun, Schakel School, dll. Pada sekolah umum ini,
Pendidikan Agama Islam dilaksanakan sebanyak 4 jam pelajaran per minggu.
b) Sekolah Agama.
Meliputi, MI 3
tahun, MTs 3 tahun, Mualimin/Mualimat 5 tahun, SPG Islam 5 tahun. Pada
madrasah-madrasah ini juga diberikan pelajaran pengetahuan umum.
Pendidikan yang
diselenggaraka Muhammadiyah mempunyai andil yang cukup besar bagi bangsa dan
negara, dan juga menghasilkan beberapa keuntungan, meliputi
a) Menambah kesadaran nasional bangsa Indonesia
melalui ajaran agama Islam
b) Melalui sekola-sekolah Muhammadiyah ide-ide
reformasi Islam secara luas disebarkan.
c) Mempromosikan kegunaan ilmu pengetahuan
modern.
Selanjutnya
pada zaman kemerdekaan, sekolah Muhammadiyah berkembang semakin pesat. pada
dasarnya ada empat jenis lembaga pendidikan yang dikembangkan, yaitu
a) Sekolah umum yang bernaung dibawah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
b) Madrasah yang bernaung dibawah Departemen
Agama
c) Sekolah atau Madrasah khusus Muhammadiyah
d) Perguruan Tinggi Muhammadiyah
3. Strategi Pengembangan Pendidikan.
Kelahiran Muhammadiyah
pada tahun 1912 M tidak bisa di pisahkan dengan kondisi dan situasi sosial pada
saat itu, diantaranya situasi keberagaman umat, masalah kemiskinan, masalah
pendidikan dan beberapa masalah lainya. Situasi pendidikan yang memprihatinkan
dan bertentanan dengan sistem pendidikan penjajah yang dikembangkan di
Indonesia melatar belakangi KH. Ahmad Dahlan untuk memperkenalkan metode baru
sistem pendidikan islam.
Pendidikan Muhammadiyah
yang bersifat tenah-tengah, sangat penting peranya dalam meraih keterpaduan antara
pemikiran barat dan pemikiran islam. Dan lulusanya dapat menjebatani
kesenjangan antara kaum santri tradisional dan intelektual lulusan peendidikan
barat.
4. Pesantren Muhammadiyah.
KH. Ahmad
Dahlan mencoba mendirikan pesantren yang dinamakan dengan “Pondok Muhammadiyah”
pada tahun 1912.
Pada tahun
1968, pimpinan Muhammadiyah jua mencoba membuat pola pendidikan baru yan
dinamakan dengan “Pendidikan Ulama Tarjih”. Tetapi usaha ini akhirnya agal dan
dihentikan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN.
Muhammadiyah
mempunyai peran penting di Indonesia, khususnya pada bidang pendidikan. Dewasa
ini organisasi Muhammadiyah tersebar di seluruh pelosok negeri, dan
dioranisasikan dari tingkat pusat sampai ranting. Kesatuan kerja ini berbentuk
majelis-majelis dan organisasi-organisasi otonom.
B. DAFTAR PUSTAKA
Drs. Hasbullah,, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.